Operator pipa hanya perlu mengatakan “mereka ingin memiliki turbin dan memberikan informasi bea cukai yang diperlukan untuk transportasi ke Rusia”, kata Scholz.
Namun Gazprom bersikeras tidak dapat menerima pengiriman turbin.
“Rezim sanksi di Kanada, di Uni Eropa dan di Inggris, serta ketidakkonsistenan dalam situasi saat ini mengenai kewajiban kontrak (pembuat turbin) Siemens membuat pengiriman tidak mungkin,” katanya.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov juga mengatakan Gazprom masih menunggu dokumen yang mengkonfirmasi unit itu “tidak terpengaruh oleh sanksi”.
Namun “secara teknologi mungkin” menurut pendapat Presiden Rusia Vladimir Putin untuk melanjutkan pengiriman melalui pipa Nord Stream 2, kata Peskov.
Pipa kedua, yang berjalan paralel dengan Nord Stream 1, berdiri selesai tetapi diblokir oleh pemerintah Jerman menjelang invasi ke Ukraina.
Mantan kanselir Gerhard Schroeder, yang menandatangani pipa saat menjabat, mengatakan kepada majalah Jerman Stern bahwa itu adalah “solusi termudah” untuk menggunakan Nord Stream 2 sebagai gantinya.
Tetapi Scholz telah menolak panggilan itu, dengan mengatakan Nord Stream 1 menyediakan kapasitas yang cukup untuk aliran gas.
Langkah Moskow untuk membatasi pasokan mengirim “pesan sulit” kepada dunia dengan menciptakan keraguan atas komitmen Rusia terhadap perjanjiannya, tambahnya.